Cara melindungi data pribadi di media sosial
Internet

5 Cara Melindungi Data Pribadi di Media Sosial agar Lebih Aman

Langkah atau cara melindungi data pribadi di media sosial sebenarnya se-simple dimulai dari diri kita sendiri.

Sebelum melindunginya, kita sebagai pengguna harus tahu dan memiliki concern atau knowledge terkait pentingnya masalah privasi di dunia internet.

Ada beragam media sosial yang beredar sekarang, seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, YouTube, dan lain sebagainya, yang kadangkala membuat sedikit pusing dengan data-data yang ada di masing-masing media sosial tersebut.

Selalu ingat, bahwasannya data pribadi itu merupakan hal yang penting. Karena, kebocoran data selalu terjadi dan marak tiap tahunnya.

Lantas, bagaimana cara melindungi data pribadi di media sosial? Apakah caranya akan mudah atau susah?

Cara Melindungi Data Pribadi di Media Sosial

User credential

1. Gunakan Password yang Benar-benar “Strong

Password atau kata sandi merupakan termasuk ke dalam user credential yang dimiliki pengguna untuk mengakses akun di media sosialnya.

Kasus akun yang disadap maupun dibajak oleh mereka yang tidak sah atau tidak memiliki akses sebenarnya salah satunya akibat password kurang kuat.

Rekomendasi password yang kuat adalah:

  • Minimal memiliki 8 karakter
  • Kombinasi antara huruf besar dan huruf kecil
  • Terdiri atas angka
  • Terdiri atas simbol

Kombinasi tersebut membuat password semakin kuat. Bahkan sangat sulit ditembus oleh software yang digunakan untuk mendeteksi suatu password.

Contoh kombinasi password sederhana yang tidak merepotkan, misal:

  • Akukamu1.
  • AdamHawa000_
  • 1RumahPurwokerto.

Password tersebut adalah password rekomendasi yang mudah untuk diingat. Selalu ingat dan tulis password tersebut di gadget kamu agar tidak lupa.

2. Mengaktifkan Two-Factor Authentication (2FA)

Two-factor authentication atau biasa disingkat dengan nama 2FA merupakan sistem keamanan yang membutuhkan 2 jenis autentikasi yang dilakukan oleh pengguna.

Apabila biasanya pengguna hanya login dengan memasukkan user credential seperti username dan password, maka dengan menggunakan two-factor authentication akan ada langkah selanjutnya.

Langkah selanjutnya tersebut biasanya akan dikirim dalam suatu kode konfirmasi kepada alamat email maupun nomor telepon yang sebelumnya telah didaftarkan di media sosial.

Maka dari itu, penggunaan dari two-factor authentication ini biasanya pengguna butuh konfirmasi aktivitas login di smartphone yang sedang digunakan.

Sebenarnya langkah ini agak ribet, tetapi mampu memberikan jaminan keamanan hingga 2 kali lipat lebih aman, dibandingkan dengan tidak menggunakannya sama sekali.

3. Jangan Pernah Share Informasi Data Pribadi di Media Sosial

Cara melindungi data pribadi di media sosial yang paling mudah selanjutnya ini dapat dilakukan oleh diri kamu sendiri.

Tentunya dengan tidak share data pribadi di media sosial. Apa saja data-data yang tidak boleh di-share atau dibagikan?

  • Tempat dan tanggal lahir
  • Nama ibu dan bapak
  • Nama anggota keluarga
  • Kesukaan maupun favorit
  • Detail alamat lengkap rumah
  • Nomor atau kode penting, seperti Nomor Induk Mahasiswa (NIM), kode sertifikasi, dan lainnya
  • Nomor handphone
  • Nomor kartu kredit

Data-data di atas sebenarnya tidak boleh di-share. Mungkin hanya cukup kamu saja yang mengetahuinya.

4. Hindari Klik Tautan secara Sembarangan

Ada begitu banyak link atau tautan yang bersebaran di internet.

Link biasanya di-share di WhatsApp, Twitter, hingga email. Apabila memang link tersebut mencurigakan dan terlihat asing, maka jangan asal klik karena berbahaya.

Kasus link penipuan yang sering dan marak terjadi ialah phising. Phising merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk memperoleh informasi data pribadi seseorang dengan teknik mengelabui.

Apa maksud mengelabui? Biasanya, link phising tersebut yang sering muncul menyerupai website resmi, contohnya phising Facebook. Seakan-akan link phising tersebut website resmi Facebook, padahal bukan.

Menakutkannya, berdasarkan laporan dari Verizon mengungkap bahwa 32% kasus pencurian data selalu melibatkan kegiatan phising. Salah satu menghindari phising ini ialah dengan berhati-hati dan tidak asal-asalan klik link secara sembarangan.

5. Tidak Terlalu Sering Menggunakan Public Device

Apa makna dari public device? Public device mengacu pada perangkat yang digunakan secara bersamaan maupun bergantian.

Public device ini contohnya, seperti:

  • Komputer warung internet (warnet)
  • Perangkat di tempat fotocopy
  • WiFi publik yang bisa diakses tanpa menggunakan password
  • Perangkat kerja yang digunakan bersamaan di kantor maupun institusi pendidikan

Tidak ada yang melarang menggunakan public maupun sharing device. Justru, malah memudahkan pekerjaan.

Akan tetapi, yang tidak disarankan ialah mengetikkan data-data maupun informasi pribadi pada public device tersebut.

Sebisa mungkin, jika masih bisa menggunakan perangkat sendiri, gunakan saja perangkat sendiri. Gunakan public atau sharing device jika benar-benar dalam kondisi yang mendesak.

Baca juga: Pengertian VPN untuk Lindungi Data Pribadi

Akhir Kata

Jika disimpulkan, cara melindungi data pribadi di media sosial di atas sebenarnya sangat mudah dan balik lagi pada pemahaman diri sendiri.

Melindungi data pribadi intinya ialah “menahan diri” untuk tidak sembarangan share yang bisa jadi berujung boomerang di masa depan.

Apalagi, menurut laporan dari Databoks yang dikutip dari Surfshark mengungkap jika Indonesia menempati urutan ke-3 negara dengan jumlah kasus kebocoran data terbanyak di dunia.

Maka dari itu, penting untuk melindungi data pribadi dimulai dari diri kita sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *